Nama :
Sipryanto Amaro Siki (30)
Kelas : XII TKJ 1
A. PENDAHULUAN
1.
Judul Novel
: Manusia Setengah Salmon
2.
Penulis
: Raditya
Dika
3.
Penerbit
: GagasMedia
4.
Tahun Terbit
: Cetakan pertama, 2011
5.
Jumlah
Halaman : 264 halaman
6.
Pelaku : Dika,Edgar,Mama Dika,Papa Dika,Pito,Perek dan
sahabat
dika
7. Sinopsis :
Ada satu hal
yang membuat buku ini nampak berbeda dari buku-buku sebelumnya. Manusia
Setengah Salmon bukan hanya sekedar novel komedi belaka. Bukan hanya
kumpulan kalimat candaan yang tidak bermakna. Buku ini menonjolkan unsur
kehidupan sosial dalam balutan humor. Menceritakan tentang berbagai macam hal
menyedihkan yang sebenarnya ada celah dan pelajaran yang bisa kita ambil dari
hal-hal tersebut.
Salah satu
bagian yang menjadi primadona adalah ketika Raditya Dika mencoba menceritakan
tentang kegelisahannya sewaktu ia baru saja ditinggalkan oleh kekasihnya. Sama
seperti kebanyakan orang, hal pertama yang dirasakan ketika putus cinta adalah
kesedihan, kegalauan, dan kekecewaan. Tapi, Manusia Setengah Salmon
berhasil meyakinkan bahwa tidak semua hal menyakitkan harus berakhir dengan
kesedihan. Seperti pada cerita yang berjudul Sepotong Hati di Dalam Kardus
Cokelat. Bercerita tentang dua peristiwa yang sama tapi berbeda konteks,
putus cinta dan pindah rumah. Secara kontekstual, tidak ada kesamaan antara
keduanya. Tetapi buku ini secara gamblang menjelaskan bahwa kedua
peristiwa tersebut adalah hal yang serupa. Iya, perpindahan.
“Putus cinta sejatinya adalah sebuah kepindahan. Bagaimana kita pindah dari
satu hati, ke hati yang lain. Kadang kita rela untuk pindah, kadang kita
dipaksa untuk pindah oleh orang yang kita sayang, kadang bahkan kita yang
memaksa orang tersebut untuk pindah. Ujung-ujungnya sama: kita harus bisa maju,
meninggalkan apa yang sudah menjadi ruang kosong.”
Raditya Dika
mengibaratkan putus cinta sama halnya dengan pindah rumah. Saat dimana
seseorang harus bisa merapikan barang-barang dan memasukkannya ke dalam sebuah
kardus untu nantinya diikat dan tidak pernah tahu kapan kardus itu akan dibuka.
Sama seperti putus cinta bukan?
Maka dengan
cerdas, kegelisahan ini langsung dialihkan melalui sebuah dialog antar tokoh
dengan menyelipkan beberapa banyolan ringan yang sama sekali tidak melunturkan
efek mellow dari cerita tersebut.
Hingga pada
akhirnya, cerita tentang ‘perpindahan’ ini diakhiri dengan sebuah paragraf
singkat.
“Gue berhenti melamun, melanjutkan memasukkan beberapa buku ke kardus.
Lalu, gue melihat Nyokap, mengangguk pelan. Kardus terakhir gue tutup dengan
lakban, lalu gue angkat untuk bergabung dengan yang lainnya. Sambil berharap,
tidak ada yang tertinggal.”
***
Materi lain
yang membedakan Manusia Setengah Salmon dengan buku-buku sebelumnya
adalah penonjolan unsur kekeluargaan. Ada salah satu cerita, yang nampaknya
didedikasikan untuk Ibu dari sang penulis. Judulnya adalah Kasih Ibu
Sepanjang Belanda. Disini diceritakan tentang perjalanan penulis selama
seminggu di negeri Belanda. Namun selama itu, Raditya Dika selalu saja
dihubungi oleh Ibunya karena khawatir akan keadaannya. Berkali-kali sampai
akhirnya ia memutuskan untuk tidak mempedulikan bunyi telepon. Singkat cerita,
ada sebuah peristiwa yang akhirnya menyadarkannya bahwa sebenarnya terlalu
perhatiannya orang tua adalah gangguan terbaik yang pernah kita terima.
B.ISI
1. Tema
Tema yang diangkat tentang humor
2. Alur
Jika dilihat dari jalan ceritanya, novel ini menggunakan alur cerita maju-mundur.
3. Sudut Pandang
Dalam Novel ini, sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama sebagai tokoh utama.
4. Penokohan
Penggambaran tokoh dalam novel ini jelas yaitu si penulis itu sendiri Raditya Dika:mengisahkan tentang kebodohan – kebodohan dirinya
Tema yang diangkat tentang humor
2. Alur
Jika dilihat dari jalan ceritanya, novel ini menggunakan alur cerita maju-mundur.
3. Sudut Pandang
Dalam Novel ini, sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama sebagai tokoh utama.
4. Penokohan
Penggambaran tokoh dalam novel ini jelas yaitu si penulis itu sendiri Raditya Dika:mengisahkan tentang kebodohan – kebodohan dirinya
- Dika :konyol,lucu,pemarah,pemalu
- Edgar :sabar,sok tahu.
- Mama Dika : perhatian,penakut
- Papa Dika : perhatian,pekerja keras
- Pito : sabar,penakut
- Perek : sabar,penakut
5. Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel Manusi Setengah Salmon adalah bahasa 6.Amanat
Bahasa yang digunakan dalam novel Manusi Setengah Salmon adalah bahasa 6.Amanat
- Nikmatilah perhatian orang tua yang berlebihan selagi kita mendapatkannya, walaupun menyebalkan, karena ketika mereka tidak ada kita pasti merindukan hal-hal menyebalkan tersebut.
- Melakukan hal-hal bersama keluarga adalah hal yang paling indah, walaupun cuma senam kentut bersama
7.setting
·
Tempat :
Belanda,Italia,Rumah,Restoran,Hotel
·
Suasana :
Sedih,Bahagia,Konyol,Tegang,galau
Ø Penilaian
1. Kekurangan
Kekurangan dalam novel ini adalah banyak cerita yang
tidak nyambung dan terkesan tidak masuk akal. Misalnya, “Kita benar-benar tua
di jalan. Saking tuanya gue di jalan gara-gara macet, bukan tidak mungkin
beberapa tahun lagi, saat gue pergi dari rumah ke mal pas pulang ke rumah, gue
udah punya istri lengkap dengan tiga orang anak. Dan, salah satu dari anak gue
lagi hamil muda”.
2. Kelebihan
Kelebihan dari novel ini, Raditya Dika banyak
memberikan pesan-pesan moral yang baik. Misalnya, “ Kalau mau dipikir-pikir,
terkadang terlalu baik bisa membuat pacar kita takut. Kadang, kalau terlalu
cuek, juga bikin dia marah. Masing-masing cewek/cowok punya kebiasaannya
sendiri. Salah satu cara untuk meluluhkan seorang cewek/cowok adalah dengan meluluhkan
keluarganya. Dan cara untuk meluluhkan keluarga seseorang adalah menerima dan
mengikuti kebiasaan mereka”.
C.
Kesimpulan
Dari resensi novel Manusia Setengah Salmon yang saya
buat ini, bahwa novel Manusia Setengah Salmon layak untuk dibaca kalangan
remaja maupun dewasa.
2 komentar:
Makasih GAN...semoga brmanfaat...
LANJUTKAN...
Mksih gan,ada tugas g usah capek2....
Posting Komentar